Kemudian, menemukan kabar lain kalau temanku yang nikah beberapa bulan sebelum aku juga hamil. Padahal dia juga LDR sama suaminya. Dia si Surabaya, suaminya di Sulawesi sana.
Iri. Itu yang aku rasakan. Manusiawi kan? Boleh kan aku menikmati rasa iri ini?
Seorang sahabat mengatakan kepadaku, kalau sebenarnya ada untungnya juga nggak hamil sekarang. Karena lagi menyelesaikan tesis, khawatir kalau hamil kan suka mual dan mutah. Khawatirnya nanti nggak fokus. Iya, sih. Suamiku juga sering mengatakan hal yang sama, "Nanti hamilnya kalau sudah kelar tesisnya."
Iya-iya! Tapi, aku tetap iri. Boleh kan?
Pernah juga kepikiran, tuh ABG-ABG yang khilaf sama pacarnya kok bisa hamil, tapi yang sudah menikah mesti menunggu? Astaghfirullah. Yah, aku pernah mikir begitu.
Belum lagi pertanyaan orang, "Kapan isi?" Ih, bikin gerah telinga aja.
Tapi, kemudian aku tersadar. Bahwa hamil, punya baby itu rejeki dari Allah. Sama kayak jodoh. Dia pasti indah pada waktunya. Dan aku sedang menunggu masa indah itu. Memberi suamiku keturunan. Aamiin Ya Rabb.
*)Sumber foto dari sini.
0 komentar: