• Hutang

    Hmmm, ada sebagian orang yang dengan mudahnya berhutang. Lebih parah lagi kalau hutangnya itu bukan untuk suatu hal yang urgent.

    Malam ini di rumah ada tamu berkunjung ke rumah bertemu ortu. Tujuannya: ngutang. Bukan karena ortu banyak duit, ortuku cuma orang-orang biasa yang terbiasa hidup sederhana demi memfasilitasi anak-anaknya sekolah setinggi mungkin.

    Aku sendiri heran, beberapa kali ada orang yang berhutang. Kalau pengembaliannya nggak mbulet sih nggak masalah. Tapi kok ya lebih sering mereka yang berhutang sering pura-pura lupa. Kasian ortuku. Lha, apa orang-orang itu pikir duit jatuhnya dari langit?

    Lebih parah lagi kalau ada saudara yang meminjam, lebih sering ortu mengikhlaskan saja ketimbang persaudaraan rusak. Hiks.

    Belum lagi rumahku sering menerima telepon dari penagih kartu kredit. Beberapa saudara memberikan nomer telepon rumahku untuk diinterogasi, "Apakah Si X saudara Anda?" dsb. Pernah juga ada yang menyuruh kami mendatangi rumah saudara untuk mengingatkan tagihan kartu kredit atau utangnya di bank.

    Pernah juga ada petugas bank yang saking jengkelnya membentak ibuku di telepon. Langsung kuambil alih gagang teleponnya lalu kubentak ganti. "Mbak/ Mas punya data alamat rumahnya kan? Ya sudah datangi saja!" 

    Hiiih, malese! Yang ngutang siapa, kok kami mesti ikut-ikutan terlibat? Males banget. 

    Padahal setahuku saudara-saudara yang berhutang itu rumahnya mentereng, kendaraannya bagus-bagus. Beberapa juga sukanya ngemall. Bandingkan dengan rumahku yang mungil, mobil juga dari dulu mobil tua, bahkan kursi ruang tamuku itu aja nggak pernah ganti sejak aku masih berusia 3 tahunan.

    Kenapa sih, mudah sekali berhutang? Tapi, mesti cepat melupakan kewajibannya. Semoga aku selalu dilindungi Allah dari berhutang. Aamiin.

18 komentar:

  1. Bimo Racun mengatakan...

    Saya pun hutang terlanjur menumpuk sebagai resiko mencoba berwirausaha. Tapi ya sudah.. Sekarang alhamdulillah sedikit demi sedikit tertutup.

    Di dalam Islam ada doa untuk lepas dari hutang.. semoga kita semua lepas dari hutang.. tapi ada satu hutang yang kita tak mungkin lepas : hutang budi yang dibawa hingga mati

  2. Lanisa Lin mengatakan...

    wah, kalo keluargaku ga gali lubang tutup lubang bisa ga makan mb. . .

  3. Bimo Racun mengatakan...

    sama... nek muslim mari berdoa seperti ini

    Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazaan, minal ajzi wal kasal, minal jubni wal bukhli, wa min GHALABATTIDDAYNI wa qohri rijaal

    Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dan sifat pengecut dan bakhil , dan dari tekanan hutang dan tekanan orang lain

  4. akuAi Semangka mengatakan...

    mengaminkan doa di atas.

  5. Lanisa Lin mengatakan...

    *catet. .apalin*

  6. Nina Suhari mengatakan...

    Hwaduh?? Kok bisa pegawai banknya begitu?? Yang ngutang siapa, yg ditagih siapa??

  7. Salman Rafan Ghazi mengatakan...

    aamiin

  8. Wewet wetz mengatakan...

    Biasanya emang bgt kalo utang antar sodara, kebnykan g enaknya,

  9. heni S. Budi mengatakan...

    Apil no telp rumahnya berapa? alamatnya dimana?

    hehehehehe

  10. aamiin....

  11. hani - mengatakan...

    Mungkin sekarang nggak, tapi nanti kalau si kecil lahir ada saatnya mbak april mesti utang. Karena kebutuhan akan semakin banyak

  12. qq chant mengatakan...

    sebenarnya g masalah berhutang apalagi kebutuhan tambah banyak yang penting menyesuaikan dg kemampuan membayar & g nyusahin org lain...

  13. Julie Utami mengatakan...

    Nak, ini kejadian di keluarga saya. Memang menyedihkan, bahkan ketika saya sedang butuh untuk biaya kuliah anak-anak dan uang makan mereka, semua yang hutang "tutup mata tutup telinga", hiks! Bapaknya anak-anak dengan entengnya bilang gini : "Sekarang bagian kalian utang deh sama orang lain." Ngenesi nasibku.......... :-(

  14. sansan lifeson mengatakan...

    yah mereka bisa punya rumah mentereng dan kendaraan bagus itu yah karena hutang, kalo ga hutang ga bakalan bisa punya kaya gitu.

    ibuku dulu dengan penghasilan ga sampe 2 juta/bulan ga pernah hutang, sampe aku lulus kuliah. setelah aku lulus dan kerja yah mulai berani hutang buat beneran rumah.

    tapi yah itu jaman dulu itu ga punya apa-apa.
    sebenernya ada trik buat hutang sih, jangan lebih dari 1/3 pengahasilan per bulan. dan dipakai buat keperluan/kebutuhan jangka panjang kaya rumah, kendaraan atao yah dipake buat modal usaha

  15. Yuli Drifaduru mengatakan...

    Assalamualaikum....

    Toktoktok....
    Saya mau pinjam uang, tuk beli cabe. Ikan di kolam sudah besar. Mau tak masak sambel, nanti kita makan sama-sama ya hehe

  16. Le Histoire mengatakan...

    kalau aku beerpikir.. lebih tidak memiliki sesuatu daripada harus memiliki tapi dengan cara hutang. Hidup sederhana dan mencintai kehidupan apa adanya, itu jauh lebih enak dan menyenangkan ^_^

  17. angky soemali mengatakan...

    kata ustadz, kewajiban kita mengingatkan orang yang berhutang untuk membayar hutangnya. tapi yang ada kadang2 malah kita yang dibentak. lha iki sing utang sopo kok malah kita yang diamuk *geleng2

  18. Innatus S. mengatakan...

    ngutang tuh udah kya penyakit. kasian yg kadung terjangkit, suka kumat!! audzubika min ndzalik

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Kenapa Pipiyot?
Kata suamiku, daguku lancip kayak dagu Pipiyot xixixi :p
"And it takes no time to fall in love, but it takes you years to know what love is."
(Jason Mraz)
My Stick Family from WiddlyTinks.com

Terima Kasih Sudah Berkunjung :)