Pencit

Jumat, 09 Maret 2012 | Lia P.
di 11.21 |

Alhamdulillah, setelah sekian lama pesan sana-sini, akhirnya ada juga yang berbaik hati memberi Maxy pencit alias mangga muda. Adalah ibu pemilik warung di depan kantor bapakku yang memberikan mangga-mangga itu buat aku.

Nggak tahu kenapa mangga muda susah banget ditemukan. Saat beli rujak, adanya cuma kedondong. Mangga muda kagak ada. Sudah beberapa kali pesan ke ibu-ibu warung belanjaan dekat rumah juga nggak ada. bahkan ada tetangga yang ngidam, suaminya juga usaha nyari mangga muda kemana-mana nggak nemu.

Sampai telepon sepupuku di Sidoarjo yang punya pohon mangga, malah dapatnya jawaban nyebelin. "Ono wit'e, gelem ta? Ngidam ojo sing aneh-aneh!" (ada pohonnya, mau gak? kalau ngidam jangan aneh-aneh). Woooohhh, asem, ntar kalau istrimu sendiri yang ngidam baru tahu rasa looo Hahaha.

Lalu adekku menginformasikan kalau di kampusnya ada pohon mangga yang berbuah. Tapi, buahnya di atas mendekati gentengnya lantai dua gedung fakultas. Segera telepon suami sepupuku yang kerja di fakultas sana mau minta tolong untuk ngambilin mangganya, lagi-lagi mengecewakan. "Ketinggian, susah ngambilnya." Hyaaahh.

Sebenarnya cuma pengen ngetes lidah aja, karena semenjak hamil, setiap makanan yang masuk ke mulutku cenderung manis. Terbantu sih oleh sambal, tapi makan sambal juga kan nggak bagus buat pencernaan kalau kebanyakan. 

Alhamdulillah dah, akhirnya dapat mangga, bahkan setelah aku lupa keinginan pengen mangga. Cihuuuuuyy. Dirujak bisa. Disambel juga bisa. Wuaaaaaah, udah ngiler hehe.