Merasa Sendiri dan Sepiring Omelette

Jumat, 16 Desember 2011 | Lia P.
di 08.02 |

Ada suatu peristiwa dimana aku merasa sendirian. 


Siang itu, suami, aku, papa mama mertua, dan dua adik iparku menuju suatu tempat untuk makan siang.


Aku berjalan bergandengan tangan dengan suamiku, sedangkan mama mertua beriringan dengan adik ipar berjalan di depan kami.


Ketika menyeberang jalan, tiba-tiba suamiku melepaskan tanganku, maju selangkah dan menggandeng mama. Aku ditinggalnya begitu saja di belakang.


Tiba-tiba saja, aku merasa sendirian. Langkahku juga menjadi sangat berat. 


"Padahal mama kan sudah gandengan sama adik," pikirku.


Gondok.

***

Malam harinya, entah karena terbawa perasaan gimana-gimana sepertinya aku tidak enak badan. Tubuh juga demam. Akhirnya aku mendadak rewel pada suami.


Kebetulan saat itu malam menjelang Idul Adha dan kami menginap di hotel dekat Masjid Istiqlal supaya besoknya bisa sholat di sana.


Mendadak merasa lapar, padahal sudah malam sekali sekitar pukul 23.00 WIB. Suamiku pun direpotkan oleh ulahku meminta ini itu. Penjual makanan di sekitar hotel sudah pada tutup. Tapi, aku lapar, pokoknya kudu makan!

Sepiring omelette pun segera hadir di hadapanku. Siap disantap.


Terharu.


Suamiku yang kelelahan masih mau pontang-panting mencarikan kebutuhanku.

***

Yah, suamiku punya dua perempuan dalam hidupnya sekarang.


Berada di posisinya, menjadi suami, tentu tidak mudah. Aku masih belajar untuk bisa memahami posisi itu.

***

"Kedua-duanya, baik ibu maupun istri adalah dua wanita yang memiliki kedudukan sangat penting didalam kehidupan seorang laki-laki. Ibu adalah sebab keberadaannya di dunia sedangkan istri adalah sebab yang memberikan ketenangan dan ketentraman jiwanya didalam rumah tangganya.

.... ... ....

Namun jika dia dihadapkan oleh dua perintah yang sama derajat hukumnya di dalam timbangan syariah (sama-sama wajib, sunnah atau mubah) dalam satu kondisi maka perintah ibu harus lebih diutamakan daripada istrinya."

*) Sumber kutipan dari sini dan gambar dari sini.